IoT migas adalah implementasi IoT di industri minyak dan gas bumi. Seperti yang Anda ketahui, saat ini sektor migas masih mendominasi pasar global karena perannya yang sangat vital.
Meskipun tren kendaraan berbahan bakar listrik kian populer berkat invensi Elon Musk, butuh waktu beberapa puluh tahun sebelum dominasi mobil listrik memaksa mobil berbahan bakar minyak untuk pensiun.
Sembari menunggu pergeseran tren dari mobil minyak ke mobil listrik, kita tetap perlu memaksimalkan cara kerja industri migas. Salah satunya dengan adopsi IoT guna mengisi celah-celah yang selama ini menjadi penyebab masalah.
Berbagai isu di industri migas harus kita tangani. Mulai dari volatilitas harga akibat manajemen stok yang menantang, kerugian dari kerusakan komponen dan kesalahan analisis, hingga keselamatan pekerja migas.
Mari kita lihat apa saja perubahan yang sudah IoT berikan di industri migas, beserta potensi IoT lain yang selama ini belum kita manfaatkan.
Contents
Aplikasi IoT Migas dari Hulu ke Hilir
IoT migas mampu mengisi titik-titik krusial yang selama ini sulit untuk ditangani secara manual. Pun dengan bantuan alat-alat mekanik, pekerja tetap mengalami kesulitan selama proses pengerjaan. Belum lagi dengan tingginya risiko keselamatan yang membuat pekerja merasa was-was saat terjun ke lapangan.
Dengan IoT, semua masalah tersebut bisa diatasi, atau setidaknya diminimalisir, seperti beberapa contoh di bawah ini.
1. Akses Remote ke Lokasi Tambang
Tidak ada tambang minyak dan gas yang terletak di area perumahan yang dekat dengan pusat perbelanjaan dan hiburan. Sebaliknya, lokasi tambang biasanya terletak di tengah laut, perbukitan, atau area lain yang jauh dari aktivitas masyarakat.
Hal ini menimbulkan banyak tantangan bagi pelaku industri migas. Mereka harus menemukan cara untuk menjalankan operasional tambang seefisien mungkin sekalipun berada di lokasi yang menantang.
Sementara itu, berbagai isu keselamatan, perijinan, harga peralatan, dan risiko kecelakaan terus mengintai. Manajemen harus mencari cara untuk mencegah hal-hal buruk terjadi dan terhindar dari kerugian.
Dengan IoT migas, kontrol operasional bisa dilakukan secara remote dari pusat kendali. Gabungan sensor dan peralatan tambang berteknologi tinggi memungkinkan operator untuk mengelola operasional dengan tenaga manusia seminimal mungkin.
Sensor IoT juga mampu mendeteksi berbagai kerusakan, anomali, dan hal-hal berbahaya lain sebelum keadaan kian memburuk. Risiko minyak tumpah misalnya, bisa ditekan dengan deteksi kebocoran dini oleh sensor IoT.
Industri hulu menanggung kerugian miliaran USD per tahun selama non-productive time (NPT). Jika industri hulu mengadopsi IoT untuk memprediksi kerusakan dan perawatan terjadwal, kegagalan komponen tentu lebih jarang terjadi.
Hebatnya, operator bisa menjalankan semua fungsi tersebut secara remote tanpa harus terjun langsung ke lokasi. Jika pada kondisi tertentu operator harus turun tangan ke lapangan, operator sudah mengetahui letak masalah dan cara menanganinya berkat data dari IoT..
2. Perawatan Alat Tambang
Selama ini, pengawasan dan perawatan alat tambang bukanlah hal yang mudah. Terutama peralatan yang berada di titik-titik berbahaya seperti sumur pengeboran bawah laut. Bahkan mengirimkan teknisi ke titik tersebut sama sekali tidak terdengar sebagai ide yang bagus.
Mungkin inilah pos ideal untuk IoT. Semua posisi yang sulit atau tidak memungkinkan untuk kerja manual pasti memerlukan solusi alternatif non tenaga manusia.
Dengan menyematkan IoT di peralatan tambang, IoT bisa memantau kinerja dan kondisi alat-alat tersebut secara real time dan akurat. Data langsung tersimpan ke server cloud agar software bisa mengaksesnya untuk keperluan monitoring.
Misalnya, jika koil terlalu panas, sensor IoT akan mengirimkan alert ke pusat kontrol bahwa koil sudah mendekati kerusakan. Teknisi kemudian memprediksi penyebab dan solusi terbaik untuk menindaklanjuti alert tersebut.
Dengan bantuan IoT migas, teknisi bisa memutuskan kapan harus mematikan, memperbaiki, atau mengganti komponen berdasarkan indikasi dari data IoT. Kerusakan sekecil apapun bisa segera teratasi sebelum merambat ke bagian lain dan menimbulkan kerugian yang lebih besar.
3. Kesehatan dan Keselamatan Pekerja
Berdasarkan data dari Centers for Disease Control (CDC), antara Januari 2015 hingga Januari 2017 terjadi berbagai kecelakaan kerja di sektor migas dengan rincian sebagai berikut:
- 602 kecelakaan
- 481 rawat inap
- 166 amputasi
Angka di atas menunjukkan bahwa risiko keselamatan para pekerja migas perlu mendapat perhatian khusus. Apalagi lokasi tambang yang berada di titik-titik berbahaya tentu mengancam keselamatan pekerja.
Setidaknya, IoT migas bisa meminimalisir semua risiko tersebut melalui analisis dini. Bermodalkan data dari IoT, pekerja tidak turun ke lapangan tanpa mengetahui letak masalah dan risiko yang akan mereka hadapi. Pekerja pun dapat mengambil langkah paling aman dan efisien dalam mengeksekusi tugas.
IoT juga bisa menjadi smart device yang terhubung ke pakaian kerja. Perannya adalah untuk memonitor berbagai indikator meliputi posisi, suhu, tekanan, mobilitas, dan mendeteksi kerusakan pada pakaian.
Dengan begitu, pekerja langsung menerima alert apabila IoT menemukan ancaman keselamatan. Bahkan bila terjadi kecelakaan kerja, IoT bisa mengirimkan alert ke pihak tertentu untuk meminta evakuasi secara otomatis, saat pekerja terluka atau bahkan pingsan misalnya.
4. Memantau Aset Perusahaan
Enterprise Asset Management (EAM) adalah kebutuhan industri migas untuk mengelola aset perusahaan. Fungsinya tidak hanya untuk menjaga aset dari pencuri, tapi juga untuk memaksimalkan produktivitas dan meningkatkan efisiensi operasional.
Volatilitas harga minyak yang kerap bergerak drastis memaksa operator migas untuk bergerak cepat mencari pos-pos yang perlu optimalisasi. Tujuannya untuk mengurangi pengeluaran di sektor-sektor yang memungkinkan guna mengurangi biaya operasional dan menstabilkan harga minyak.
IoT migas mampu mengontrol kapasitas produksi di berbagai titik penambangan untuk mengurangi surplus maupun defisit stok. Perlu Anda ketahui, kegagalan di satu pompa saja bisa merogoh kocek perusahaan hingga 300 ribu USD untuk perbaikan. Belum termasuk kerugian akibat potensi produksi yang terlepas akibat operasional yang tersendat.
5. Manajemen Data
Dengan semakin banyaknya perangkat yang terhubung, perusahaan migas dapat mengumpulkan data dalam jumlah besar. Perusahaan utilitas bahkan bisa memproses hingga 1,1 miliar titik data per hari yang menghasilkan data mentah sebesar 1 Terabyte.
Dengan data sebesar dan selengkap ini, bayangkan berapa banyak insights yang bisa kita dapatkan untuk memaksimalkan kinerja industri migas. Namun tantangan lain pun muncul berkaitan dengan manajemen data.
Karena data berasal dari banyak perangkat IoT migas dengan format data yang berbeda-beda, pengelola perlu mencari cara untuk menyimpan dan mengolah data tersebut menjadi insight yang bernilai.
Untungnya, teknologi cloud computing menawarkan solusi penyimpanan data yang lebih aman sekaligus efisien untuk industri. Di sisi lain, edge computing mampu menjalankan pengolahan data secara cepat dan akurat, bahkan otomatis.
Semua itu akan membuka banyak peluang dan kemungkinan yang selama ini tak terlihat.
IoT Migas untuk Dunia yang Lebih Baik
Apapun yang terjadi pada industri migas akan berdampak ke semua bidang. Katakanlah harga minyak naik 20%, kompak semua harga kebutuhan juga akan melonjak karena distribusi barang dan jasa mengandalkan minyak bumi.
Sementara itu, operator migas masih menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan yang kerap menghambat proses produksi. Bahkan kecelakaan kerja terjadi ratusan kali per tahun dengan dampak yang fatal, baik untuk pekerja maupun perusahaan.
Semua itu berisiko mengganggu stabilitas produksi dan harga minyak dan gas global. Itulah mengapa kita perlu segera memaksimalkan adopsi IoT migas demi mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.