Peluang IoT di Indonesia sangatlah besar. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar nomor 4 di dunia, potensi pasar Indonesia sangat menjanjikan bagi perkembangan IoT.
IoT juga mengincar sektor-sektor strategis di level internasional. Cepat atau lambat, IoT akan menjadi standar baru. Walaupun saat ini perannya masih sebatas teknologi pelengkap, di masa depan nanti, IoT adalah bagian dari kebutuhan.
Namun di sisi lain, IoT juga menghadapi berbagai macam tantangan. Sebagai pendatang baru di bidang teknologi, implementasi IoT memang belum menyeluruh sehingga menyisakan berbagai permasalahan yang belum teratasi.
Mari kita lihat lebih dekat berbagai peluang dan tantangan IoT di Indonesia dan dunia.
Peluang IoT
Saat ini, hampir semua perusahaan di dunia masih menggunakan modus operandi yang sangat sederhana: jika ada yang rusak, perbaiki!
Masuknya IoT menawarkan kemungkinan yang lebih baik: jika ada indikasi kerusakan, cegah!
IoT memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan dari segi efektivitas, efisiensi, hingga keselamatan. Beberapa manfaat yang sudah dirasakan dunia industri dengan hadirnya IoT, antara lain:
1. Manajemen Fasilitas
Semua perusahaan, terutama yang operasionalnya sangat bergantung pada fasilitas produksi seperti industri manufaktur, memerlukan manajemen fasilitas yang lebih memadai. Selama ini, perawatan dan perbaikan fasilitas masih berdasarkan kondisi yang indikasinya seringkali terlambat.
Perusahaan hanya akan melakukan perbaikan saat terjadi kerusakan, mengganti komponen saat sudah tidak bisa digunakan, dan menghentikan produksi setelah mesin mati total.
Namun dengan adanya IoT, perusahaan bisa lebih fokus ke upaya pengawasan dan pencegahan. Sensor IoT mampu mendeteksi suhu, tekanan, getaran, dan indikator lainnya secara real time dan akurat.
Setiap indikasi kerusakan pun terdeteksi sejak awal sehingga perusahaan bisa mengambil langkah pencegahan secepatnya. Inilah salah satu peluang IoT: menekan kerugian akibat kerusakan fasilitas.
2. Manajemen Inventaris
Selain fasilitas, manajemen inventaris juga tidak kalah penting dalam dunia industri. Kemampuan dalam memantau pergerakan supply chain berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan.
Meskipun sudah dibantu dengan software ERP yang mencakup manajemen inventaris, nyatanya masih banyak perusahaan yang kesulitan mengatur rantai produksi mereka.
Masuknya IoT ke dunia industri akan mengatasi permasalahan ini. Dengan sensor pintar di titik-titik strategis, misalnya di pintu keluar-masuk barang dan gudang penyimpanan, aktivitas stok bisa terpantau secara maksimal.
Jadi, selain mengandalkan hasil input manual oleh operator, sensor IoT juga akan membantu mengawasi inventaris. Kerugian akibat data yang tidak akurat akibat human error pun bisa dicegah berkat peluang IoT.
3. Meningkatkan Keamanan Industri
Tingginya angka kecelakaan kerja di sektor industri, terutama di bagian produksi, memaksa kita memeras otak untuk mencari cara meningkatkan keselamatan pekerja.
Dari sinilah muncul inovasi IoT industri dan IoT migas. Sebagian manfaatnya sudah terasa, sisanya masih berupa potensi. Bagaimanapun juga, peluang IoT merupakan solusi terbaik untuk mengatasi isu keselamatan kerja.
Beberapa implementasinya antara lain:
- Mendeteksi kerusakan fasilitas yang membahayakan keselamatan
- Menjadi smart device yang melekat ke seragam kerja
- Mengirimkan alert saat menemukan potensi bahaya, dan lain-lain
4. Smart Metering
Penggunaan sumber daya juga turut mempengaruhi keuangan perusahaan. Seberapa besar perusahaan menggunakan daya listrik, air, dan bahan bakar dalam setiap siklus produksi, berpengaruh pada neraca untung-rugi. Sayangnya, pos pengeluaran ini masih sering berada di ‘kolom tepi’ anggaran perusahaan.
Padahal, IoT mampu memberikan data akurat mengenai penggunaan sumber daya industri. Dibandingkan dengan alat meteran tradisional, smart metering IoT memiliki tingkat akurasi yang jauh lebih tinggi.
Perusahaan pun dapat mengontrol penggunaan sumber daya dengan lebih presisi. Secara global, peluang IoT berarti pengelolaan anggaran yang lebih strategis, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, meningkatkan keuntungan, dan tentu saja menjaga kelestarian lingkungan.
Tantangan IoT
Peluang IoT sangatlah besar, tetapi adopsinya masih belum maksimal. Kendalanya terletak pada berbagai tantangan yang seringkali membuat banyak orang ragu untuk menjajal IoT. Beberapa tantangan IoT terbesar di sektor industri adalah:
1. Celah Keamanan
Kita tidak bisa berkilah dari fakta bahwa tingkat keamanan IoT masih menjadi tantangan. Padahal posisi IoT di sektor strategis dan data krusial yang disimpannya menjadi sasaran empuk para hacker. Kebocoran data dan peretasan IoT bisa sangat merugikan perusahaan.
Kabar baiknya, para produsen antivirus global mulai serius menggarap keamanan IoT. Dalam beberapa tahun ke depan, dunia industri bisa lebih percaya diri mengadopsi IoT tanpa terlalu mengkhawatirkan faktor keamanan.
2. Belum Ada Standar yang Baku
Di Indonesia, kita menyebutnya dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Di level internasional, standar yang paling populer adalah International Organization for Standardization (ISO).
Baik di level nasional maupun internasional, IoT belum memiliki standar baku sebagai acuan. Hal ini membuat banyak orang, mulai dari pakar, praktisi, pengusaha, hingga pemerintah, kesulitan untuk mengimplementasikan IoT.
Tentu semua pihak membutuhkan acuan untuk memahami dan menerapkan IoT. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa IoT memenuhi aspek fungsionalitas, keamanan, dan aspek-aspek lain seperti perangkat teknologi pada umumnya.
Singkatnya, semua orang masih bingung untuk mengadopsi IoT secara baik dan benar, karena ukuran baik dan benar IoT juga belum ditetapkan.
3. Biaya IoT Masih Terbilang Mahal
Mungkin inilah masalah terbesar bagi dunia industri dalam mengadopsi IoT. Biaya untuk implementasi IoT masih terbilang mahal dengan output yang lebih bersifat prediktif.
“Kalau sistem yang sekarang saja sudah okay, kenapa saya harus adopsi IoT?”. Seperti itulah pola pikir banyak pihak dalam menyikapi tren IoT. Saat ini IoT masih sebatas pelengkap dan belum menjadi kebutuhan umum di dunia industri.
Return of Interest (ROI) IoT belum cukup ‘memikat’ para pemangku kepentingan. Terutama mindset klasik yang selalu mengharapkan hasil langsung dari suatu investasi. Padahal return IoT berasal dari peningkatan efektivitas dan efisiensi, yang berarti hasil berantai dari suatu implementasi.
4. Staff Ahil IoT Masih Jarang
Kasus ini terjadi di Indonesia. Dunia teknologi nasional masih terbatas pada implementasi perangkat lunak (software), sedangkan integrasinya dengan perangkat elektronik seperti robotik dan IoT masih agak terbelakang.
Hal ini membuat para pelaku industri kesulitan untuk melakukan implementasi. Mulai dari perencanaan, instalasi, hingga perawatan, semuanya memerlukan tenaga ahli. Kelangkaan sumber daya manusia di bidang IoT adalah tantangan lain yang harus segera diatasi dengan program pelatihan intensif.
Untungnya, banyak software house nasional, termasuk Nocola IoT Solution, yang mulai menjajaki pasar IoT. Dengan layanan dan konsultasi yang ditawarkan, dunia industri nasional bisa mulai mengenal dan mencicipi manfaat dari IoT.
Peluang IoT Versus Tantangan IoT
Dengan pertimbangan plus-minus yang sudah kita rinci di atas, sekarang kita dapat melihat bagaimana dinamika IoT di Indonesia dan dunia saat ini.
Terlihat jelas bahwa semua tantangan IoT sesungguhnya berakar pada rendahnya wawasan IoT. Hal ini menyebabkan banyak faktor terbengkalai dan belum teratasi. Namun seiring dengan semakin populernya IoT, secara otomatis semua pihak akan menjalankan perannya demi mengoptimalkan faktor IoT menjadi lebih baik.
Kesimpulannya, tantangan IoT bukan berasal dari kelemahan teknologi itu sendiri, melainkan dari masih asingnya IoT di dunia industri. Hanya menunggu waktu sampai kita dapat meningkatkan kualitas industri dengan berbagai peluang IoT.