Perbedaan M2M dan IoT kerap mengundang perdebatan. Batasan antara kedua istilah tersebut memang agak kabur. Sehingga tak jarang Mr. A menganggap sebuah perangkat sebagai M2M, sedangkan Mr. B menganggapnya IoT.
Padahal memahami perbandingan M2M dan IoT sangatlah penting, terutama jika Anda hendak membangun sebuah sistem pintar. Hal pertama yang harus Anda rencanakan adalah seberapa pintar sistem yang Anda butuhkan? Apakah Anda membutuhkan M2M atau IoT?
Bicara soal M2M VS IoT tidak akan pernah sampai pada kesimpulan final. Mulai dari definisi, spesifikasi teknis, fungsi, sampai cara kerja, teknologi M2M dan IoT selalu menjadi topik yang menarik.
Di artikel ini, kami mengajak Anda untuk menyelam lebih dalam ke dunia perangkat pintar yang saling berkomunikasi di balik layar.
Contents
Apa itu M2M?
M2M adalah singkatan dari Machine-to-Machine. Sesuai namanya, dua perangkat yang saling berinteraksi via internet dapat dikategorikan sebagai M2M.
Contoh M2M yang paling klasik adalah sensor telemetri. Banyak perusahaan memanfaatkan sensor ini untuk memantau temperatur, energi, kelembaban, tekanan, dan lain sebagainya.
Mesin ATM pun termasuk dalam kategori M2M. Saat Anda menjalankan ATM, mesin akan terhubung ke host processor untuk diteruskan ke akun Bank yang Anda tuju. Kemudian, host mengirimkan return berupa approval code sebagai sinyal hijau pada ATM.
Semua itu terjadi di balik layar dan tanpa kerja manual. Sistem otomatis inilah yang menjadi ciri khas M2M. Selama puluhan tahun, M2M telah berhasil meningkatkan efisiensi banyak industri lewat otomatisasi antar mesin.
Dari kedua contoh di atas, Anda bisa melihat pola yang sama yaitu komunikasi dua arah antara dua perangkat. Jumlah perangkat juga menjadi salah satu perbedaan M2M dan IoT yang akan kita bahas lebih lengkap di bagian selanjutnya.
Contoh lain pun bisa Anda temukan di banyak mesin otomatis masa kini. Jika mesin tersebut berkomunikasi dengan mesin lain lewat internet, maka mesin tersebut termasuk dalam M2M.
Apa itu IoT?
Internet of Things (IoT) bentuk evolusi dari M2M, yaitu banyak perangkat berbeda yang berkomunikasi secara global dengan memanfaatkan jaringan wireless. Jadi, perangkat apapun yang saling terhubung via cloud termasuk dalam kategori IoT.
Jenis jaringan yang digunakan juga merupakan salah satu perbedaan M2M dan IoT.
Konsep dasarnya pun sama, yaitu konektivitas antar perangkat. Namun IoT punya segudang fitur canggih berkat teknologi cloud computing. Yang paling unggul dari IoT adalah kemampuan self-learning dan decision making. IoT bisa belajar secara mandiri dan menjadi semakin cerdas lewat pemrosesan data untuk mengambil keputusan yang lebih baik.
Interaksi antar perangkat IoT terjadi dengan cepat, masif, dan fleksibel. Skala dan kecepatan IoT tidak mungkin Anda dapatkan dari M2M. Inilah yang menjadi karakteristik khusus IoT yang membedakannya dari M2M.
Untuk penggunaan pribadi, IoT yang paling umum adalah perangkat smart home. Contohnya seperti Alexa dan Google Home. Kedua perangkat ini menawarkan banyak solusi cerdas untuk meningkatkan kenyamanan Anda di rumah.
IoT juga banyak digunakan untuk level enterprise. Beberapa fungsi IoT untuk kegiatan bisnis, antara lain:
- Monitoring temperatur kargo
- Melacak pengiriman paket
- Evaluasi performa karyawan
- Manajemen supply dan permintaan
- Mempelajari perilaku konsumen
Kustomisasi IoT terus dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala dan inefisiensi dunia industri. Bahkan banyak pakar memprediksi bahwa IoT akan mendominasi dunia bisnis masa depan.
Perbedaan M2M dan IoT
Sebelum membahas perbedaan antara M2M dan IoT, Anda harus ingat bahwa IoT adalah bagian dari M2M. Hanya saja, Anda perlu menentukan apakah Anda cukup menggunakan M2M, atau perlu diperluas ke IoT?
Untuk itulah kita perlu mengetahui hal-hal apa saja yang membedakan IoT dari M2M.
1. Konektivitas
Perbedaan M2M dan IoT yang pertama adalah konektivitas.
M2M hanya menyajikan interaksi antara 2 perangkat dalam satu waktu. Kalau pun operasi memerlukan lebih dari 1 perangkat, komunikasi akan terjadi satu per satu secara berurutan. Sekilas, pola M2M memang terkesan jadul. Tapi pada banyak kasus, kesederhanaan pola ini justru menjadi keunggulan M2M dibandingkan IoT.
Keterbatasan ini sama sekali bukan masalah bagi IoT. Dengan IoT, Anda bisa menyambungkan banyak perangkat sekaligus. Komunikasi pun terjadi secara langsung, satu perangkat dapat berinteraksi dengan banyak perangkat lain pada waktu yang sama.
2. Skalabilitas
Perbedaan M2M dan IoT yang kedua adalah skalabilitas.
Dalam model M2M, Anda tidak bisa leluasa memperluas jaringan perangkat. Setiap perangkat baru yang tersambung memerlukan instalasi manual. Hal ini tentu saja memerlukan waktu, biaya, dan usaha yang juga perlu masuk dalam kalkulasi.
Sebaliknya, IoT menawarkan skalabilitas tanpa batas. Anda bisa menambah perangkat sebanyak mungkin dengan langkah instalasi yang nyaris instan. Begitu tersambung ke Wi-Fi, perangkat baru Anda bisa langsung berkolaborasi dengan perangkat lain.
Perbedaan yang kentara bisa Anda lihat pada instalasi mesin ATM versus smart home devices. Sebuah mesin ATM memerlukan seorang teknisi untuk melakukan instalasi manual. Sedangkan smart home device hanya perlu Anda sambungkan ke Wi-Fi untuk dapat langsung menggunakannya.
3. Jaringan
Perbedaan M2M dan IoT yang ketiga adalah jaringan.
Memang terdengar sepele, tapi jenis jaringan juga menentukan apakah perangkat Anda termasuk M2M atau IoT.
M2M hanya perlu koneksi internet. Tak peduli apakah Anda menggunakan kabel atau wireless.
Sementara IoT wajib menggunakan wireless. Perangkat seluler pun turut berperan dalam menjalankan IoT. Antara bluetooth ponsel, wifi smart home, dan perkakas canggih seperti AC dan kulkas modern, semua harus saling terkoneksi secara wireless untuk memanjakan penghuni rumah.
M2M VS IoT, Pilih yang Mana?
Tidak ada yang terbaik antara M2M dan IoT. Semuanya tergantung pada kebutuhan Anda.
Karakteristik M2M dan IoT menawarkan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan mempertimangkan perbedaan M2M dan IoT, Anda bisa memilih solusi terbaik untuk kebutuhan Anda.
Anda sebaiknya memilih M2M jika:
- Perangkat Anda hanya memerlukan komunikasi point-to-point
- Jenis interaksi sederhana dan berulang
- Tidak harus atau tidak tersedia jaringan Wi-Fi
- Tidak memerlukan skalabilitas ekstra
- Perlu isolasi untuk meningkatkan keamanan
Atau Anda lebih baik memilih IoT jika:
- Memerlukan sinkronisasi real-time dari banyak perangkat berbeda
- Harus menggunakan dan tersedianya jaringan Wi-Fi
- Perlu komunikasi antara lebih dari 2 perangkat berbeda
- Butuh skalabilitas besar dan instalasi yang mudah
- Software dan data Anda harus kompatibel di banyak perangkat
Dari segi biaya, M2M versus IoT agak sulit dikalkulasi. Secara umum, teknologi IoT memang lebih mahal dari M2M.
Tapi walaupun lebih murah, M2M memerlukan biaya dan waktu ekstra untuk instalasi dan maintenance. Hal ini berpotensi menyebabkan pembengkakan anggaran dalam pengembangan M2M.
Kembali lagi ke teori awal: pilih M2M atau IoT, semua tergantung kebutuhan Anda.
Kesimpulan
Sampai sini, Anda sudah memahami karakteristik M2M dan IoT. Perbedaan antara keduanya pun dapat Anda lihat baik dari segi koneksi, skalabilitas, maupun jaringan.
Walaupun terkesan ketinggalan jaman, teknologi M2M masih banyak diandalkan. Terutama untuk mesin-mesin yang memerlukan keamanan ekstra. Analoginya seperti keamanan smartphone terbaru versus ponsel jadul. Mana yang lebih rentan diretas? Anda bisa menyimpulkannya sendiri.
Terakhir, berkaitan dengan opsi M2M VS IoT, Anda perlu menyesuaikannya dengan kebutuhan. IoT ideal untuk kebutuhan modern, namun M2M juga punya nilai plus yang perlu dipertimbangkan.
Dari perbedaan M2M dan IoT, Anda bisa menebak ke arah mana teknologi masa depan akan melaju.