IoT transportasi adalah pelopor implementasi IoT. Sejak dulu, industri otomotif selalu menjadi yang terdepan dalam hal penerapan inovasi teknologi. Ini adalah hal yang wajar mengingat transportasi merupakan aspek vital dalam kehidupan sehari-hari.
Pertanyaannya, sudah sejauh apa penerapan IoT dalam transportasi? Serta bagaimana potensi IoT bidang transportasi ke depannya? Itulah yang akan kita bahas di artikel ini.
Contents
4 Implementasi IoT Transportasi
Baik untuk kebutuhan bisnis maupun personal, penerapan IoT transportasi adalah hal yang tak terelakkan. Anda mungkin sudah sering menjumpai mobil yang dilengkapi dengan berbagai fitur canggih hasil adopsi IoT.
Sekarang, kita akan melihat lebih jauh tentang berbagai implementasi IoT di moda transportasi terbaru saat ini, dan tentu saja masa depan.
1. Menjaga Kondisi Kendaraan
Banyak pemilik kendaraan yang tidak memahami sedikitpun tentang kendaraannya. Otomotif memang bukan bidang untuk semua orang. Sedangkan bagi kelompok non-otomotif, memantau kondisi kendaraan bukanlah hal yang mudah.
Kalau hanya sebatas memeriksa tekanan angin pada ban, semua orang pasti bisa. Tapi jika sudah menyangkut komponen mesin, para pemilik kendaraan tentu membutuhkan bantuan mekanik yang kompeten dan (seringkali) mahal.
Beruntung, sejak 1996, komponen bernama onboard diagnostic port (OBDs) telah ditanamkan ke dalam mesin mobil. OBDs adalah komponen yang berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan mobil secara otomatis.
OBDs memudahkan pekerjaan mekanik karena mengurangi pengecekan manual. Pemilik kendaraan pun bisa memantau kondisi mobil mereka lewat monitor tanpa perlu mempelajari permesinan mobil. Jika OBDs menemukan sesuatu yang ‘tidak beres’ dengan mobil Anda, OBDs akan menampilkan alert di monitor.
Bidang industri juga turut mendapatkan manfaat dari OBDs. Salah satu tantangan terbesar industri adalah proses pengiriman yang terkadang terkendala akibat kerusakan pada armada.
Pemandangan truk mogok di tengah rute pengiriman tentu bukan hal asing bagi Anda. Perlu Anda ketahui, untuk menangani kejadian seperti ini, industri bisa mengeluarkan biaya hingga puluhan juta rupiah.
Dengan adanya OBDs, manajemen industri bisa memantau kondisi armada sebelum dan sesudah pengiriman. Hal ini dapat mengurangi risiko kerusakan mendadak yang memakan lebih banyak biaya.
Kini, dengan adanya IoT, OBDs pun semakin pintar. Tidak hanya memantau kondisi mobil, OBDs masa kini juga memiliki berbagai fitur tambahan. Misalnya sensor lokasi agar Anda bisa melacak mobil sampai ke tempat parkir.
Selain itu, akurasi deteksi OBDs juga terus meningkat. Dengan risiko kecolongan yang semakin rendah, langkah perawatan dan pencegahan pun bisa Anda lakukan dengan lebih maksimal sebelum komponen rusak.
Ke depannya, fungsi IoT transportasi dalam hal monitoring kondisi kendaraan akan semakin meningkat dan menjadi salah satu faktor penting dalam memilih mobil.
2. Mengurangi Kemacetan
Macet itu menyebalkan. Kepungan cuaca panas bercampur asap kendaraan adalah komposisi sempurna untuk merusak mood.
Belum lagi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh jutaan galon emisi karbon ke atmosfer. Selain itu, waktu yang terbuang sia-sia di tengah kemacetan seharusnya bisa Anda pakai untuk mengerjakan hal-hal produktif.
Jakarta sebagai kota termacet nomor 2 di Asia Tenggara adalah refleksi nyata dari permasalahan ini.
Sayangnya, jumlah kendaraan pribadi justru semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data dari BPS menunjukkan bahwa jumlah kendaraan bermotor meningkat dari 118.922.708 (2017) menjadi 133.617.012 (2019).
Menariknya, IoT ternyata menawarkan alternatif solusi untuk mengurangi kemacetan. Karena mobil masa depan sudah sepenuhnya otonom, sekumpulan mobil di tengah macet akan kompak mengatur cara terbaik untuk mengurai kemacetan.
Saat terjadi kemacetan, mobil dapat mengatur urutan jalan dengan lebih disiplin. Tidak ada lagi drama pengendara nakal yang nekat menyerobot giliran jalan mobil lain.
Waze sudah mencoba menawarkan solusi macet dengan jalan kontribusi. Setiap pengguna Waze dapat berbagi informasi tentang rute yang mereka lalui pada pengendara lain. Dengan demikian, titik padat tidak akan memburuk menjadi macet karena pengendara akan mengambil jalur lain yang lebih lapang.
Nah, dengan IoT transportasi, hal semacam ini akan berjalan secara otomatis. IoT akan terintegrasi untuk menentukan jalur terbaik ke tujuan Anda. Tidak perlu lagi mengandalkan input manual dari pengguna yang biasanya kurang lengkap dan akurat.
Produsen otomotif pun makin gencar mengadopsi IoT. Contohnya seperti Ford yang memiliki teknologi Traffic Jam Assist. Teknologi ini mampu menyesuaikan kecepatan mobil Anda dengan mobil di depan Anda secara otomatis.
Selain mampu mengurai kepadatan kendaraan, Traffic Jam Assist juga bisa memperbaiki suasana hati Anda. Tidak perlu lagi menjalankan mobil secara tersendat-sendat akibat macet yang kian memperburuk mood.
Di masa depan, dengan kolaborasi perangkat IoT dalam transportasi, kemacetan tidak akan seburuk dasawarsa ini.
3. Mempercepat Era Ride-sharing
Beberapa tahun mendatang, mobil bukan lagi bagian dari privilege. Anda tidak lantas menjadi keren dengan memiliki mobil pribadi. Tren ini sudah bisa Anda lihat dari semakin luasnya layanan ojek online yang merupakan awal dari era ride-sharing.
Ride-sharing adalah model persewaan mobil masa depan. Contohnya seperti Car2Go, layanan ride-sharing yang sudah populer di Eropa. Layanan ini menerapkan cara kerja yang sangat bergantung pada IoT transportasi.
Penyedia layanan akan memberikan akses pada pengguna untuk mengendarai mobil sewaan dalam batas teritorial tertentu. Pengguna dapat mengontrol akses melalui smartphone mereka.
Kemudian, penyedia layanan akan melakukan tracking lokasi untuk mengawasi kemana saja Anda membawa mobil tersebut. Tidak hanya lokasi, penyedia juga perlu memantau banyak hal lain, misalnya kapasitas baterai dan bahan bakar,
Coba Anda pikirkan, semua itu tidak akan bisa terjadi tanpa IoT. Masyarakat masa depan akan kurang tertarik untuk memiliki mobil pribadi. Mereka akan beralih ke transportasi publik dan layanan ride-sharing sebagai solusi yang lebih praktis, efisien, dan ramah lingkungan.
4. Meningkatkan Logistik Armada
Kembali ke topik IoT industri. IoT tidak hanya mampu mengawasi kondisi kendaraan untuk mencegah masalah di tengah rute. Lebih dari itu, IoT juga bisa membantu pelaku industri untuk meningkatkan aktivitas logistik mereka.
Secara lebih rinci, setidaknya ada 4 manfaat yang bisa industri logistik dapatkan dari IoT transportasi, yaitu:
- Melacak pengiriman
- Mengoptimalkan rute pengiriman
- Memangkas biaya logistik yang tidak efisien
- Meningkatkan laba
Dengan kendali IoT penuh, industri akan merasakan banyak manfaat pada logistik dan armada.
Langkah Selanjutnya Menuju IoT Transportasi
Sebenarnya, produsen otomotif sudah berlomba-lomba mengadopsi IoT pada kendaraan yang mereka produksi. Namun mayoritas kendaraan yang beredar di masyarakat saat ini merupakan hasil produksi sebelum era IoT.
Regenerasi kendaraan memang cukup memakan waktu. Saat ini, kita hanya bisa menunggu dan mengamati bagaimana para pemain industri otomotif mempercepat inovasi. Tesla turut membuat gebrakan lewat produksi mobil listrik yang diikuti oleh produsen besar lain di seluruh dunia.
Siapa tahu, gebrakan Tesla akan mempercepat regenerasi dengan merangsang publik untuk segera beralih ke mobil listrik yang tentunya sudah dilengkapi dengan IoT transportasi.