Apa itu IoT pertanian dan manfaat apa yang bisa kita dapatkan darinya?
Sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia, Indonesia menyimpan potensi yang luar biasa dalam bidang pertanian. Berbagai varietas dapat tumbuh dengan subur di hamparan pegunungan maupun dataran rendah Nusantara. Sayangnya, sampai hari ini, pengelolaan sektor agrikultur di Indonesia masih belum maksimal.
Cita-cita untuk menjadi ‘lumbung padi Asia’ pun masih belum terwujud. Padahal, Indonesia memiliki kondisi alam yang sangat mendukung untuk bercocok-tanam. Namun mengapa hasil pertanian Indonesia masih kurang memuaskan?
Agaknya IoT pertanian adalah apa yang kita nantikan selama ini. Dengan semakin banyaknya ragam tantangan yang dihadapi para petani, teknik konvensional terbukti kurang efektif untuk memenuhi kebutuhan pertanian modern.
Dengan menggabungkan IoT dan berbagai teknologi pendukung, kita akan memiliki pertanian pintar atau yang sering disebut dengan smart farming. Konsep ini sudah banyak diterapkan di negara agraris modern seperti Amerika dan Cina.
Mungkin inovasi itulah yang menjadi rahasia kesuksesan agrikultur kedua negara tersebut. Terbukti dengan bertenggernya Cina sebagai negara agraris terbesar di dunia, disusul oleh Amerika Serikat di posisi kedua.
Di artikel ini, kita akan menjawab 3 pertanyaan sentral yang dapat ‘menggebrak’ sektor agrikultur nasional, yaitu:
- Apa itu IoT pertanian?
- Apa itu smart farming?
- Bagaimana cara kerja pertanian pintar?
Contents
Pengertian IoT Pertanian dan Smart Farming
IoT pertanian adalah jenis IoT yang dirancang khusus untuk mempermudah pekerjaan petani, khususnya dalam hal perawatan dan pengawasan tanaman. Implementasinya sangat mengandalkan sensor sebagai pengumpul data.
Data dari sensor kemudian dikirim ke server cloud dan dianalisis oleh software khusus yang bertugas layaknya pusat kendali otomatis. Software kemudian mengambil keputusan berdasarkan data dari sensor.
Bahkan pada level yang lebih modern, para petani sudah menggunakan drone untuk mempermudah berbagai pekerjaan di lahan. Mungkin Anda berpikir, apakah investasi IoT di sektor pertanian akan membuahkan hasil yang sepadan?
Untuk membuktikannya, mari kita bedah berbagai jenis implementasi smart farming yang sudah terbukti sukses di berbagai negara.
Contoh Implementasi IoT Pertanian
Pada prakteknya, penerapan IoT di sektor pertanian sangat beraneka ragam. Kebutuhan dan tantangan petani brokoli di pegunungan jelas berbeda dengan petani kacang di dataran rendah. Begitu juga dengan pengelola greenhouse dan kebun mini keluarga, semuanya memerlukan jenis IoT yang berbeda.
Setidaknya, dari beberapa contoh di bawah ini kita akan mendapatkan gambaran tentang betapa menguntungkannya IoT pertanian bagi petani.
1. Precision Farming
Sering juga disebut sebagai precision agriculture (pertanian presisi), precision farming adalah teknik pertanian yang lebih terkontrol dan akurat dalam hal perawatan ternak dan tanaman.
Kunci dari precision farming adalah pemanfaatan teknologi dan berbagai perangkat seperti sensor, sistem kontrol, robot, kendaraan otonom, hardware otomatis, dan masih banyak lagi. Semuanya menghasilkan solusi komprehensif yang kita sebut sebagai IoT pertanian.
Precision farming dapat tercapai berkat akses ke jaringan internet berkecepatan tinggi, perangkat mobile, dan akses satelit untuk mendapatkan posisi dan citra secara akurat.
Salah satu organisasi yang bergerak di bidang precision farming adalah CropMetrics. Organisasi ini berfokus pada agronomi ultra modern dan pengelolaan irigasi secara presisi.
Beberapa produk dan layanan CropMetrics antara lain:
- Optimalisasi VRI
- Pemeriksaan kelembaban tanah
- Virtual Optimizer PRO
Optimalisasi VRI mampu memberikan keuntungan dengan 3 cara:
- Topografi atau variabilitas tanah
- Meningkatkan hasil
- Penggunaan air lebih efisien
Pemeriksaan kelembaban tanah memberikan dukungan agronomi lokal yang lengkap untuk setiap musim, serta memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan efisiensi penggunaan air.
Sedangkan Virtual Optimizer PRO merupakan kombinasi dari berbagai teknologi untuk mengelola air secara terpusat. Manajemen air yang baik tidak hanya menguntungkan petani secara ekonomis, tapi juga berkontribusi terhadap pengelolaan lingkungan dan kelestarian alam.
2. Drone Pertanian
IoT pertanian juga bisa dioptimalkan dengan penggunaan drone. Dapatkah Anda membayangkan sebuah ladang luas dengan banyak drone beterbangan di atasnya?
Kabar baiknya, hal ini sudah menjadi pemandangan umum di area pertanian di banyak negara maju. Dan kabar yang lebih baik adalah, hal yang sama juga bisa diterapkan di Indonesia.
Berbagai manfaat yang bisa Anda dapatkan dari drone pertanian adalah:
- Memantau kesehatan tanaman
- Pemetaan GIS terintegrasi
- Cara pakai yang mudah
- Menghemat waktu
- Meningkatkan hasil
Salah satu contoh penggunaan drone adalah seperti yang dilakukan oleh PrecisionHawk. Organisasi ini menggunakan drone di lahan pertanian untuk melakukan pencitraan, pemetaan, dan survei.
Petani menginput apa yang ingin dipantau dan memilih ketinggian atau resolusi lahan. Kemudian, petani menyalakan drone yang akan terbang ke posisi tertentu guna mengerjakan tugas pengawasan sesuai input petani.
Data yang bisa kita dapatkan dari drone pertanian antara lain:
- Kesehatan tanaman
- Tinggi tanaman
- Pemetaan penutup kanopi
- Pemetaan genangan air
- Pengukuran timbunan
- Pengukuran klorofil
- Kandungan nitrogen dalam gandum
- Drainase
- Tekanan gulma
Bayangkan jika Anda harus melakukan pemantauan manual untuk memeriksa semua faktor di atas, sangat melelahkan, bukan? Selain menyita waktu, akurasi pengawasan manual tentu tak sebanding dengan pengawasan otomatis yang didukung dengan kamera canggih dan sensor pintar.
Namun dengan drones, semuanya bisa berjalan secara otomatis. Setelah drone selesai mengumpulkan data, drone akan mendarat kembali ke titik lepas landas.
3. Pemantauan Ternak
IoT pertanian juga bisa diterapkan ke peternakan untuk memantau lokasi dan kesehatan hewan ternak.
Solusi ini sangat dibutuhkan peternak besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan hewan ternak, baik di kandang tertutup maupun di ladang terbuka. Mengawasi ternak sebanyak itu secara manual tentu sangat sulit, memakan waktu lama, dan minim akurasi.
Namun dengan bantuan drone, petani dapat mengetahui jumlah dan posisi ternak secara akurat melalui kamera yang mengambil gambar dari atas. Petani hanya perlu duduk di ruang kontrol dan melakukan pengawasan melalui layar monitor.
Jika ada ternak yang sakit, petani bisa segera mengisolasinya dari kawanan untuk mencegah penularan. Hal ini akan sangat meminimalisir resiko ternak mati akibat penyakit.
JMB North America adalah contoh organisasi yang bergerak di bidang ini. Salah satu solusi yang mereka tawarkan adalah pemantauan sapi hamil yang sudah mendekati masa kelahiran.
Dari sapi betina, sensor akan dikeluarkan ketika air pecah dan mengirimkan informasi ke peternak. Dengan demikian, peternak bisa lebih fokus pada ternak yang akan melahirkan berkat informasi yang didapat dari IoT.
Di negara-negara Eropa dan Amerika, seseorang bisa saja memiliki pertanian dan peternakan sekaligus. Implementasi IoT pada kedua bidang tersebut akan menghasilkan manajemen agrikultur yang lebih terencana, akurat, dan menguntungkan.
Menyongsong Era IoT Pertanian di Indonesia
Indonesia memiliki lahan pertanian yang sangat luas dengan kualitas unggul. Jika kita dapat mempercepat adopsi IoT di sektor agrikultur, maka smart farming di Indonesia akan segera menjadi standar baru.
Otomatisasi, akurasi, dan efisiensi adalah tiga manfaat nyata yang bisa langsung kita rasakan dari IoT pertanian, dan tampaknya kita tak punya alasan lagi untuk menunda lebih lama.